Pawai Budaya Daerah

Keanekaragaman budaya nasional Indonesia.

Organ Gerak Manusia dan Hewan

Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang tersusun dalam sistem gerak.

Peta Negara-Negara ASEAN

Kehidupan Sosial Budaya masyarakat ASEAN.

Workshop AKSI

Workshop Asesesmen Kompetensi Siswa Indonesia untuk guru-guru, MEDAN.

Jumat, 08 April 2022

LITERASI LUAR KELAS UPTD SDN 070974 GUNUNGSITOLI

 

Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar. Selanjutnya, National Institute for Literacy menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Education Development Center (EDC) juga turut menjabarkan pengertian dari literasi, yakni kemampuan individu menggunakan potensi yang dimilikinya, dan tidak sebatas kemampuan baca tulis saja. UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman. Kemudian, di dalam kamus online Merriam—Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara di mana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

UPTD SDN 070974 Gunungsitoli melaksanakan Literasi Luar Ruang untuk peserta didik. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin setiap hari Jum'at dan Sabtu.
Hal ini baru bisa dilaksanakan, karena sebelumnya selama mewabahnya virus corona tidak ada kegiatan apapun disekolah yang melibatkan seluruh peserta didik bersama-sama. Banyak program yang tidak dapat dilaksanakan mengikuti anjuran dari pemerintah.
Sangat disyukuri bahwa saat ini virus ini sudah mulai mereda sehingga beberapa kegiatan kependidikan di sekolah dapat dilaksanakan.

Minggu, 03 April 2022

INFO SERTIFIKASI TW 1 2022 KOTA GUNUNGSITOLI

 Berikut Info tentang pencairan tunjangan Sertifikasi untuk Guru se Kota Gunungsitoli untuk TW 1 Tahun 2022.

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

 

Pengertian modul ajar kurikulum merdeka

Modul ajar kurikulum merdeka merupakan perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapkan guru dalam proses pembelajaran. Modul Ajar merupakan implementasi dari ATP yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai Sasaran.

Rapor Pendidikan

 

Rapor Pendidikan – Hari ini, tanggal 1 April 2022 melalui siaran langsung dalam kanal Youtube Kemdikbud.ri Merdeka Belajar Episode 19 : Rapor Pendidikan Indonesia telah resmi diluncurkan.

Tahun 2021, Kemeterian Pendidikan Kebudayaam Riset dan Teknologi (Kemedikbudristek) telah menyelenggarakan Asesmen Nasional (AN) sebagai salah satu bentuk evaluasi sistem pendidikan yang berfokus pada kompetensi literasi, numerasi dan karakter, serta penilaian kondisi lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaaran yang efektif.

Kini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menghadirkan platform Rapor Pendidikan yang berisi laporan hasil Asesmen Nasional dan analisis data lintas sektor untuk masing- masing satuan pendidikan.

Rapor Pendidikan mengintegrasikan berbagai data pendidikan untuk membantu satuan pendidikan dan dinas pendidikan mengidentiifikasi capaian dan akar masalah, melakukan refleksi serta merancang langkah- langkah pembenahan yang efektif berbasis data.

Rapor Pendidikan

Rapor Pendidikan adalah alat bantu bagi satuan pendidikan dan dinas pendidikan untuk terus memperbaiki kualitas layanan pendidikan, bukan untuk menghakimi atau membanding – bandingkan.

Rapor Pendidikan menampilkan data kualitas satuan pendidikan atau daerah yang didapat dari berbagai asesmen atau survei nasional. Sebagai bentuk penyempurnaan dari Rapor Mutu, Rapor Pendidikan diharapkan bisa menjadi acuan untuk mengidentifikasi, merefleksi, dan membenahi kualitas pendidikan Indonesia secara menyeluruh.

Perlu kita pahami, bahwa sejatinya Rapor Pendidikan merupakan perangkat untuk mencari akar permasalahan, Refleksi, Didiskusikan secara konstruktif dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan.

Namun, yang kerap kali terjadi yaitu rapor menghukum dan mencari siapa yang salah, memeringkatkan satuan pendidikan dan daerah, serta membanding- bandingkan pencapaian peserta maupun satuan pendidikan.

Langkah konkret yang bisa dilakukan setelah melihat Rapor Pendidikan adalah memanfaatkannya untuk melakukan perencanaan berbasis data.

Perencanaan berbasis data adalah sebuah perubahan kebiasaan untuk mendorong satuan pendidikan dan dinas pendidikan menyusun kegiatan peningkatan capaian pembelajaran berdasarkan bukti.

Berikut merupakan langkah konkret yang perlu sekolah lakukan :
  1. Mengidentifikasi masalah, berdasarkan indikator yang ditampilkan di dalam Rapor Pendidikan
  2. Melakukan Refleksi, capaian pemerataan, dan proses pembelajaran di satuan pendidikan dan daerah masing- masing
  3. Menyusun kegiatan, dalam bentuk rencana kegiatan dan anggaran satuan pendidikan (BOS dan BOP) dari daerah (APBD).
Untuk mendorong keberhasilan Rapor Pendidikan ini, Kemendikbud akan memfasilitasi satuan pendidikan dan pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan berbasis data, melalui :
  1. Bimbingan teknis dan pendampingan perencanaan berbasis data akan dilaksanakan mulai bulan April hingga sepanjang tahun 2022 bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan.
  2. Dukungan materi untuk belajar mandiri, disiapkan sehingga pemerintah daerah dan satuan pendidikan dapat mendalam materi perencanaan berbasis data.
  3. Pusat Bantuan, disiapkan untuk menjawab semua pertanyaan terkait rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data serta menerima masukan untuk perbaikan.
Kemendikburistek resmi meluncurkan platform Rapor Pendidikan dan sudah dapat diakses melalui perangkat Anda. Rapor Pendidikan hadir sebagai sumber data tunggal dan terintegrasi dari berbagai data seperti seperti Asesmen Nasional, Dapodik, dan survei pendidikan tingkat nasional lainnya.

Dengan begitu, Rapor Pendidikan dapat menjadi acuan dalam melihat hasil capaian dan proses pembelajaran satuan pendidikan dan daerah Anda.

Akses Rapor Pendidikan Anda pada laman https://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/app
Untuk mengetahui Rapor Pendidikan lebih lanjut: https://bit.ly/mengenalRP

Sabtu, 02 April 2022

CAPAIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, sebagaimana Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum 2013 dirancang.

Capaian Pembelajaran merupakan pembaharuan dari KI dan KD, yang dirancang untuk terus menguatkan pembelajaran yang fokus pada pengembangan kompetensi.
Kurikulum 2013 bahkan kurikulum nasional yang terdahulu sudah ditujukan untuk berbasis kompetensi, sehingga kurikulum ini meneruskan upaya tersebut.
Dalam CP, strategi yang semakin dikuatkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengurangi cakupan materi dan perubahan tata cara penyusunan capaian yang menekankan pada fleksibilitas dalam pembelajaran.

Pengurangan Konten

Konsekuensi dari pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi adalah perlunya pengurangan materi pelajaran atau pokok bahasan.
Mengajar dengan terburu-buru dan tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan keputusan logis karena kebijakan kurikulum yang berlaku menilai kinerja mereka melalui ketuntasan mengajarkan materi ajar yang begitu banyak.
Ketika pelajaran disampaikan dengan terburu-buru, peserta didik tidak memiliki cukup waktu untuk memahami konsep secara mendalam, yang sebenarnya sangat penting untuk menguatkan fondasi kompetensi mereka.
Artinya, padatnya materi pelajaran membawa dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
Beberapa contoh konkrit penyederhanaan dan penyesuaian kompetensi dan materi ajar dalam Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka adalah pengurangan beberapa materi dalam CP Biologi SMA (Fase F) karena terlalu banyak dan terlalu terperinci untuk jenjang tersebut.

Pembelajaran Secara Konstruktif

Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat. “Memahami” dalam konstruktivisme adalah proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman nyata.
Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya.
Pemahaman yang bermakna ini membutuhkan proses belajar yang berpusat pada siswa serta waktu yang lebih panjang daripada pembelajaran yang sekadar “menjejali” siswa dengan informasi-informasi yang kurang bermakna karena sekadar untuk diketahui atau dihafalkan saja.
Dengan demikian, sedapat mungkin Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka mengutamakan kompetensi yang perlu dicapai tanpa mengikat konteks dan konten pembelajarannya.
Berdasarkan kompetensi tersebut, satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan konteks sekolah dan relevan dengan perkembangan, minat, serta budaya peserta didik.
Oleh karena CP dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme, maka capaian-capaian dalam dokumen CP perlu dipahami menggunakan kerangka teori yang sama. Istilah “pemahaman” (understanding) dalam CP perlu dimaknai sebagaimana teori konstruktivisme di atas.

Penggunaan Fase

Perbedaan lain antara KI dan KD dalam Kurikulum 2013 dengan Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka adalah rentang waktu yang dialokasikan untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Sementara KI dan KD ditetapkan per tahun, CP dirancang berdasarkan fase-fase. Satu Fase memiliki rentang waktu yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut :
1. Fase-Fondasi yang dicapai di akhir PAUD;
2. Fase A umumnya untuk kelas I sampai II SD/sederajat;
3. Fase B umumnya untuk kelas III sampai IV SD/sederajat;
4. Fase-C umumnya untuk kelas V sampai VI SD/sederajat;
5. Fase D umumnya untuk kelas VII sampai IX SMP/sederajat;
6. Fase E untuk kelas X SMA/sederajat; dan
7. Fase-F untuk kelas XI sampai XII SMA/sederajat.

Fase E dan Fase F dipisahkan karena mulai kelas XI peserta didik akan menentukan mata pelajaran pilihan sesuai minat dan bakatnya, sehingga struktur kurikulumnya mulai berbeda sejak kelas XI.
Dengan menggunakan Fase, suatu target capaian kompetensi dicapai tidak harus dalam satu tahun tetapi beberapa tahun, kecuali di kelas X jenjang SMA/sederajat.

Perumusan Capaian Pembelajaran

Perubahan lain yang signifikan dari KI dan KD menjadi CP adalah format penulisan kompetensi yang ingin dicapai serta rentang waktu yang ditargetkan untuk mempelajarinya.
Dalam KI dan KD Kurikulum 2013, kompetensi-kompetensi yang dituju disampaikan dalam bentuk kalimat tunggal yang disusun dalam poin-poin. Selain itu, dalam KI dan KD terdapat pemisahan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Meskipun dalam Kurikulum 2013 kompetensi (KI-KD) tersebut sebenarnya saling berkaitan dan berangkaian. Namun demikian, ketika KI dan KD dituliskan sebagai poin-poin, keterkaitan antara ruang lingkup kemampuan satu dengan yang lain tidak terdefinisikan dengan jelas.
Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka ditulis dalam metode yang berbeda, di mana pemahaman, sikap atau disposisi terhadap pembelajaran dan pengembangan karakter, serta keterampilan yang terobservasi atau terukur ditulis sebagai suatu rangkaian.
Hal ini merujuk pada makna kompetensi yang lebih dari sekadar perolehan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mengolah dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta nilai-nilai yang dipelajari untuk menghadapi situasi atau permasalahan yang kompleks.
Dalam penulisannya, struktur CP tidak berdasarkan domain-domain pemahaman, sikap/disposisi, dan keterampilan, melainkan berbasis pada kompetensi dan/atau konsep yang esensial dari setiap mata pelajaran.
Kompetensi dan konsep tersebut disebut sebagai elemen-elemen yang menjadi ciri khas setiap mata pelajaran, dan elemen ini kemudian dinyatakan perkembangannya dari satu fase ke fase berikutnya.

Fleksibilitas Pembelajaran

Fleksibilitas sangat penting bagi satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang memberikan kesempatan untuk peserta didik. Membuat kaitan-kaitan antara konsep yang dipelajari dengan situasi setempat, sekaligus menentukan kecepatan pembelajaran setiap konsep.
Untuk menguatkan kompetensi, pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan konsep atau teori yang dipelajarinya dengan lingkungan atau kehidupan sekitar mereka.
Fleksibilitas CP yang memberikan keleluasaan untuk pembelajaran yang kontekstua. Ini dicontohkan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, di mana topik tentang Pemilihan Umum dapat dipelajari pada masa-masa sekitar Pemilihan Umum di Indonesia atau daerahnya.

Peningkatan Kualitas Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka dapat dieksplorasi oleh guru dengan menyesuaikan kebutuhan siswa, kearifan lokal serta situasi dan kondisi terkini.
Namun demikian, untuk implementasinya diperlukan masa adaptasi sebab baik bagi guru maupun siswa memiliki tingkat kesiapan yang berbeda-beda.
Contohnya, untuk guru yang sebelumnya melakukan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 dimana kompetensi dicapai tiap tahun perlu beradaptasi dengan capaian pembelajaran pada kurikulum prototipe yang dirancang menjadi tiap fase.
Umpan balik ini menjadi landasan untuk memperbaiki strategi implementasi kurikulum di satuan pendidikan.

Kerangka Kurikulum Merdeka

Kerangka kurikulum yan diterapkan di sekolah penggerak telah menggunakan Kurikulum Merdeka. Dalam hal ini Pemerintah berperan menyiapkan:
  • Profil Pelajar Pancasila. Kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi, berfungsi sebagai penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaruan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen.
  • Struktur kurikulum. Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran.
  • Capaian Pembelajaran (CP). Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
  • Prinsip pembelajaran dan asesmen. Berfungsi sebagai nilai-nilai yang mendasari Desain Pembelajaran di Kurikulum Merdeka
Terdapat beberapa komponen di kurikulum ini dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut komponen atau alur pembelajaran tersebut.

1. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka sebagai pengganti dari KI dan KD pada kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu jabaran kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Dalam hal ini tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dalam satu kegiatan atau lebih.

3. Alur Tujuan Pembelajaran
Alur tujuan pembelajaran merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis. Didesain menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.

Lebih lengkap silahkan pelajari disini

Jumat, 01 April 2022

Contoh SK Komite Sekolah Dasar

PEMILIHAN KOMITE SEKOLAH

Komite Sekolah SDN 070974 Gunungsitoli masa bakti 2022 - 2025 telah dilaksanakan pemilihan kembali pada tanggal 26 Maret 2022. Ketua Komite sebelumnya an. PINTAR ZEBUA, S.Pd berpesan kepada Pengurus Komite yang baru terpilih agar dapat melanjutkan kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan kependidikan di SDN 070974 Gunungsitoli


Ketua komite terpilih an. SAHABADI GULO, S.E dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada pengurus komite lama yang telah mendukung kegiatan kependidikan di SDN 070974 Gunungsitoli, dan bersedia melanjutkan program-program sebelumnya.

Komite sekolah adalah badan mandiri yang menjadi wajah peran serta masyarakat demi upaya peningkatan mutu pendidikan, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas No. 044/U/2002).

Adapun maksud dibentukanya komite sekolah yaitu supaya ada organisasi masyarakat sekolah yang memiliki loyalitas dan komitmen untuk peduli terhadap peningkatan kualitas pendidikan khususnya yang ada di sekolah.

Selain itu komite sekolah juga dibentuk dengan mengakar pada budaya, ekologi, demografis, nilai kesepakatan serta kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat.

Contoh SK Komite Sekolah

Untuk membuat SK Komite Sekolah Anda harus memperhatikan bagian-bagian penting yang ada di SK sesuai dengan prosedur yang ada. Adapun beberapa bagian tersebut adalah :

Konsiderans
Konsiderans adalah bagian dari SK yang isinya berupa landasan hukum yangmenjadi bahan pertimbangan pembuatan Surat Keputusan. Biasanya konsiderans ini terdiri dari sub topic seperti mengingat, menimbang, mendengar, membaca dan memperhatikan.

Diktum
Diktum adalah bagian dari Surat Keputusan yang berisikan butir-butir ketetapan atau bisa dibilang bagian isi utama surat. Biasanya bagian diktum ini memuat semua yang ditetapkan oleh pengambil keputusan akan dimuat dalam diktum seperti contohnya menetapkan, pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.

Desideratum
Desideratum adalah bagin Surat Keputusan yang berisikan untuk apa surat tersebut dibuat (tujuan). Biasanya dalam setiap Surat Keputusan pasti memiliki satu tujuan atau lebih. Namun desideratum ini bisa juga dimuat dalam konsideran ataupun diktum.

Untuk lebih jelasnya berikut ini saya sertakan contoh surat keputusan komite sekolah :