Pawai Budaya Daerah

Keanekaragaman budaya nasional Indonesia.

Organ Gerak Manusia dan Hewan

Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang tersusun dalam sistem gerak.

Peta Negara-Negara ASEAN

Kehidupan Sosial Budaya masyarakat ASEAN.

Workshop AKSI

Workshop Asesesmen Kompetensi Siswa Indonesia untuk guru-guru, MEDAN.

Senin, 19 Desember 2022

Guru Penggerak

Guru Penggerak Diprioritaskan Jadi Kepala Sekolah! Simak Syarat Lengkap untuk Daftarnya


BERITASOLORAYA.com – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa Guru Penggerak dapat diprioritaskan sebagai kepala sekolah.
Tenaga pendidik yang pernah mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak berkesempatan menjadi kepala sekolah meski masih berusia muda, seperti yang disampaikan Nadiem dalam Dialog Pengerak di Kota Padang, Sumatera Barat pada Kamis, 17 November 2022 lalu.
Saat ini, Kemdikbud kembali membuka pendaftaran Calon Guru Penggerak angkatan 9 dan 10 yang bisa diikuti, asalkan bisa memenuhi syarat yang ditetapkan.
Adapun rekrutmen Calon Guru Penggerak atau CGP ini dibuka untuk guru honorer, guru ASN, dan kepala sekolah dengan pendaftaran yang dibuka sejak tanggal 12 Desember 2022 dan akan ditutup pada 10 Januari 2023.

Bagi para guru yang ingin menjadi kepala sekolah, mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak menjadi langkah awal yang bisa dilakukan.
Pendidikan Guru Penggerak sendiri adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru agar mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran.
Guru Penggerak nantinya akan ikut serta dalam pendidikan yang berupa pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan.
Selama mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak, para guru tetap dapat melaksanakan tugas mengajarnya sebagai tenaga pendidik.

Adapun syarat umum untuk menjadi Calon Guru Penggerak adalah sebagai berikut
  1. Merupakan guru ASN ataupun honorer baik itu yang berasal dari sekolah negeri maupun swasta pada satuan pendidikan formal jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB dengan catatan memiliki SK Mengajar.
  2. Merupakan kepala sekolah yang belum memiliki NRKS atau Nomor Registrasi Kepala Sekolah, berstatus definitif dari ASN maupun non ASN baik dari sekolah negeri maupun sekolah swasta pada jenjang formal TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB
  3. Memiliki akun guru di Data Pokok Pendidikan atau Dapodik.
  4. Memiliki lulusan program pendidikan S1 atau D4.
  5. Memiliki pengalaman mengajar paling sebentar 5 tahun.
  6. Memiliki masa sisa mengajar tidak kurang dari 10 tahun atau memiliki usia tidak lebih dari 50 tahun saat registrasi.Bagi guru dan kepala sekolah yang ingin menjadi Guru Penggerak, pendaftaran dapat dilakukan melalui laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/.
Selama pelaksanaan program Pendidikan Guru Penggerak, Kemdikbud akan menyediakan dukungan berupa:
  • Calon Guru Penggerak akan mendapatkan bantuan paket data untuk pelatihan online atau daring.
  • Calon Guru Penggerak akan mendapatkan biaya transportasi, konsumsi, dan akomodasi jika dibutuhkan untuk pelaksanaan lokakarya sesuai kebutuhan dan tentu setelah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
Setelah peserta lulus sebagai Guru Penggerak, akan mendapatkan sertifikat pendidikan 310 JP dan Sertifikat Guru Penggerak.
Demikian sekilas informasi tentang pendaftaran hingga syarat untuk Calon Guru Penggerak angkatan 9 dan 10.
“lase"

Jumat, 04 November 2022

FOTO KENANGAN BERSAMA GURU SDN 070974 GUNUNGSITOLI


UPTD SDN 070974 Gunungsitoli merupakan salah satu Sekolah Dasar tertua yang ada di Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1908. Waktu itu daerah ini berada di dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Nias. Pada tahun 2010 terjadi pemekaran yang memunculkan daerah otonom baru (DOB), salah satunya terbentuklah pemerintahan Kota Gunungsitoli. Berhubung karena letak geografis maka SD ini masuk di dalam geografis lingkup pemerintah Kota Gunungsitoli.

Banyak hal yang telah dilakukan oleh SDN 070974 Gunungsitoli terutama dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa khususnya anak-anak yang berada di Kecamatan Gunungsitoli dan sekitarnya. Diantara kegiatan mencerdaskan generasi bangsa, guru-guru SDN 070974 Gunungsitoli juga melakukan banyak kegiatan untuk meningkatkan kerjasama antar guru. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru SDN 070974 Gunungsitoli telah kami rangkum dalam sekeping folder menarik yang sudah ditautkan dalam googel drive. Berikut ini tertera link yang merangkum kegiatan guru-guru SDN 070974 Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Link https://drive.google.com/drive/folders/1RpxkC-N06Jq9BR5U9RBbSpw_0-Ir3b1r?usp=share_link

Minggu, 02 Oktober 2022

PELATIHAN MANDIRI TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR


Kemdikbud Ristek telah mencanangkan penerapan Kurikulum Merdeka untuk semua satuan pendidikan mulai tahun 2022 dan akan diterapkan secara full diseluruh tingkat satuan pendidikan pada tahun 2024. Salah satu aplikasi yang diwajibkan untuk digunakan oleh seluruh guru dalam menerapkan kurikulum merdeka adalah Platform merdeka mengajar.
Di dalam platform merdeka mengajar tersedia pelatihan mandiri yang ikuti oleh seluruh guru untuk menambah pengetahuan dalam menjalan tugas yang sinkron dengan kurikulum merdeka.
Penulis telah mengikuti pelatihan mandiri tersebut dengan Topik 1 MERDEKA BELAJAR, setelah mempelajari setiap topik maka peserta wajib membuat aksi nyata sebagai bukti telah mempelajari seluruh modul yang ada. Berikut ini telah disusun rangkuman seluruh materi Topik 1. Mandiri Belajar dimaksud.
RANGKUMAN MODUL PELATIHAN MANDIR
AKSI NYATA
TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR

MODUL 1
MENGENALI DAN MEMAHAMI DIRI SEBAGAI PENDIDIK

1. Mengenali diri dan perannya sebagai pendidik

Peran kita sebagai guru perlu terus belajar agar bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka.
Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. (Ki Hadjar Dewantara)
Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. (Ki Hadjar Dewantara)
Salah satu langkah awal sebagai pendidik adalah :
Memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.
Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak (Ki Hadjar Dewantara)

2. Apa peran saya sebagai guru
Murid-murid kita saat ini disebut Generasi Natif, yaitu generasi yang fasih berselancar di internet
Guru harus menyelaraskan peran sebagai pendidik yang relevan dengan konteks murid dan zaman
Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya. (Ki Hadjar Dewantara)
Apa harapan guru untuk murid-murid yang kini tengah diampu ?
Harapan tentu boleh setinggi langit, karena murid-murid kelak akan menjadi dewasa, menjadi pemimpin masyarakat dan pada akhirnya akan membentuk kebudayaan kita dimasa depan
Mendidik anak sama dengan mendidik rakyat. (Ki Hadjar Dewantara)
Kehidupan social kita saat ini adalah buah dari pendidikan yang kita terima saat masih anak-anak. (Ki Hadjar Dewantara)
Peranan seorang pendidik sangat besar, hal apapun yang kita lakukan di kelas dari segi memfasilitasi proses belajar, metode kerja kelompok, atau hal sekecil pujian maupun cemoohan yang tidak disengaja terucap akan meninggalkan makna bagi murid-murid, yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat
Sebagai guru mesti hadir secara utuh, setiap hal kecil yang kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa.
Sebagai guru mesti hadir secara utuh, setiap hal kecil yang kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa.
Semua yang kita rancang untuk disimak murid-murid mesti bertujuan sebab saat mengajar di dalam kelas, ibu dan bapak guru sebenarnya sedang membentuk budaya masa depan lewat murid-murid kita

3. Ingin menjadi guru seperti apa saya
Sosok guru yang dikagumi, selalu bertutur kata lembut, menyimak pendapat murid, menyemangati kita.
Tetapi ada juga, Sosok guru yang menakutkan, mengintimidasi, disebut guru galak, atau guru yang mempermalukan siswa
Ketika ingin menjadi seorang guru, kita ingin menjadi sosok guru seperti apa ?
Apakah ingin menjadi guru yang memberi energy positif kepada murid ?
Apakah ingin menjadi guru yang membuat murid terus tertarik untuk belajar ?
Ketika guru ingin murid menjadi pribadi yang berkolaborasi, apakah bentuk pelajaran di kelas sudah membantu belajar untuk saling berkolaborasi atau malah cenderung berkompetisi ?
Ketika guru ingin murid menjadi pribadi yang bisa belajar mandiri, sudahkah kita memberkali mereka dengan kemampuan mencari sumber belajar yang kredibel atau malah hanya menyuapi mereka dengan materi yang sudah tersedia di buku ?
Ketika guru ingin murid berempati, sudahkah kita berempati dengan mereka ?
Ketika guru ingin murid selamat dan bahagia, sudahkah kita menciptakan suasana belajar yang selamat dan bahagia ?
Apakah ikhtiar yang guru lakukan selama ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan
Guru perlu adaptif terhadap perubahan
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. (Ki Hadjar Dewantara).

MODUL 2
MENDIDIK DAN MENGAJAR
1. Mendidik menyeluruh

Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin
Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan. Mengajar salah satu bagian dari mendidik

Pendidikan adalah tempat menaburkan kebudayaan yang hidup dalam masyatakat sekaligus sebagai instrument tumbunnya unsur peradaban
Pendidikan sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid (Ki Hadjar Dewantara)
Mendidik adalah : menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat
Murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh
Pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid, yang bisa pendidik lakukan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani murid, agar dapat memperbaiki perilakunya, bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu.
Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya. (Ki Hadjar Dewantara)
Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid tetapi mendidik keterampilan berpikir, mengembangkan kecerdasan batin.
Pendidikan pikiran (intelektual) murid sebaiknya dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan selebar-lebarnya, untuk mewujudkan perikehidupan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya
Setiap murid memiliki kekuatan-kekuatan yang memerlukan “tuntunan” orang dewasa
Garis dasar merupakan potensi dari murid, garis keadaan merupakan kesempatan untuk berubah kedua garis ini saling berhubungan yang disebut dengan KONVERGENSI

2. Pendidikan selama 1 abad
Pendidikan zaman kolonial menerapkan sistem perintah dan sanksi, tanpa sadar menjadi warisan cara guru mendidik murid bahkan sampai saat ini
Ki Hadjar Dewantara menggagas perlunya system pendidikan yang humanis dan transformatif, yang dapat memelihara kedamaian dunia.
Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan system Among
Sistem Among :
  1. Ing ngarsa sung tulada (seorang guru harus menjadi teladan)
  2. Ing madya mangunkarsa (seorang guru harus memberi semangat)
  3. Tur wuri handayani (seorang guru harus memberi dorongan)
Sistem among ini yang menjadi esensi dari merdeka belajar
Ki Hadjar Dewantara mengatakan pendidikan Indonesia harus pendidikan yang humanis
Selain mengembangkan pendidikan kecerdasan atau keterampilan berpikir juga harus dikembangkan pendidikan kulturan, yaitu pendidikan yang berdasarkan garis bangsa dan budaya
Cita-cita utama Ki Hadjar Dewantara, yaitu kemerdekaan setiap murid mampu mengatur dirinya sendiri, agar murid-murid berperasaan, berpikiran dan bekerja merdeka dalam ketertiban bersama, demi mewujudkan cita-cita pendidikan nasional
Naluri mendidik tidaklah cukup tetapi perlu dilengkapi dengan ilmu pendidikan yang selaras dengan zaman.

3. Menjadi manusia (secara) utuh
Bersatunya pikiran, perasaan dan kehendak dapat menimbulkan budi pekerti yang menandakan manusia merdeka.
Pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu memberikan “didikan lahir” maupun “didikan batin”
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat dan daya upaya untuk mengajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani. (Ki Hadjar Dewantara)
Pengembangan budi pekerti berupa :
• Pikiran (olah cipta)
• Karakter (olah rasa)
• Kemauan (olah karsa)
• Jasmani (olah raga)

Manusia merdeka yaitu manusia yang dapat bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain.
Pendidik harus memandang murid secara utuh
Murid berkehendak menentukan tujuan belajarnya
Proses mengasah nalar atau keterampilan berpikir murid menurut Benjamin Bloom dan Anderson yang disebut level kognitif yaitu :
Mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisa, mengevaluasi dan mengkreasi
Menurut para ahli pembelajaran kepada murid sebaiknya terintegrasi.

MODUL 3
MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYELURUH
1. Kodrat Keadaan
Segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman (Ki Hadjar Dewantara)
Kodrat Alam yaitu Sifat dan bentuk lingkungan
Kodrat Zaman yaitu Isi dan Irama

Keterampilan abad 21 yaitu berpikir kritis, kreaktif, komunikasi dan kolaborasi
Pengaruh-pengaruh dari luar hendaknya tetap dipilah mana yang sesuai dengan kearifan local social budaya Indonesia (Ki Hadjar Dewantara)
Yang dapat dilakukan pendidik adalah membantu anak untuk menemukan kecakapan kritis dalam menerima dan merespon informasi
Prinsip-prinsip perubahan menggunakan asas Tri Kon yaitu : Kontinyu, Konvergen dan Konsentris
Anak-anak hidup tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. (Ki Hadjar Dewantara)

2. Kodrat Alam
Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatan, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan baik pada alam maupun zaman (Ki Hadjar Dewantara)
Pertanyaan kita sebagai guru pada diri sendiri :
Apakah kita sudah melihat murid sebagai individu yang utuh, bagian dari alam semesta ?
Apakah kita sudah peka dan mampu menemukan keunikan setiap anak murid kita ?
Apakah kita sudah memberikan tuntunan yang sesuai dengan keunikan setiap anak murid kita ?
Apakah pelajaran yang kita rancang sesuai dengan kehendak murid dan mendekatkan murid dengan konteks kehidupan dan segala potensinya
Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, tetapi yang bermanfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama (Ki Hadjar Dewantara)

3. Kodrat Zaman
Segala bentuk isi dan irama, cara mewujudkannya hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas kehidupan kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan
Didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntunan alam dan zamannya (Ki Hadjar Dewantara).

MODUL 4
MENDIDIK DAN MELATIH KECERDASAN BUDI PEKERTI
1. Budi Pekerti

Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga
Budi pekerti dapat dimaknai sebagai perpaduan cipta (kognitif) dan rasa (afektif) sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik)
Wawasana tentang kejujuran (kognitif)
Perasaan gelisah / tidak nyaman melihat ketidak jujuran (afektif)
Berperilaku jujur (psikomotorik)
Budi pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang (Ki Hadjar Dewantara)
Bagian biologis berhubungan dengan rasa (takut, senang, sedih, bahagia dll)
Intelligible adalah bagian yang berhubungan dengan kemampuan kognitif atau berpikiran menyerap pengetahuan
Melatih keberanian berpendapat (akal)
Mengasah perasaan dan perilaku (rasa)
Memunculkan kehendak (karsa)
Pendidik harus mampu memahami kodrat murid sebagai individu yang sadar mampu memikirkan, memahami, merasakan, berempati, berkehendak dan bertindak.

2. Terori kovergensi dan pengaruh pendidikan
Teori konvergensi terdiri dari :
Tabula rasa = Kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik
Negatif = Kodrat anak ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam tulisan
Teori ini juga dikenal dengan istilah teori “ aliran daya pendidikan “
Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (pribadi) yang dapat memerintah atau menguasai diri. (Ki Hadjar Dewantara).

MODUL 5
PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN

A. Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia
1. Selamat dan Bahagia

Prespektif pendidik tidak selalu sama dengan prespektif murid. Pendidik tidak hanya memberikan pengetahuan dan informasi saja
Pendidik harus memberikan pemahaman tentang fungsi dan kegunaan materi pelajaran dalam kehidupan
Fungsi pendidikan yaitu : mengantarkan murid agar siap hidup dan memberikan kepercayaan kepada murid bahwa dimasa depan mereka akan mampu mengisi zamannya demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan
Pendidik harus memahami hal-hal sebagai berikut :
Setiap murid memiliki kodrat kekuatan/potensi yang berbeda-beda
Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan
Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia
Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi murid
Pendidik dapat memberi daya upaya maksimal untuk mengembangkan akal budi pekerti murid
Pendidik membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya sendiri untuk kehidupan dan penghidupannya, memelihara dan menjaga bangsa dan alammnya
Kemerdekaan murid dalam belajar merupakan kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan. (Ki Hadjar Dewantara)

2. Sistem Among
1) Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan) – guru memahami secara utuh ttg apa yg ia bantu kepada murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
2) Ing madyo mangun karso (di tengah membangun kehendak) – guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, berkreasi bersama murid dgn membuka dialog dgn murid, berperan sebagai narasumber dan penuntun.
3) Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan) – guru tdk sekedar memberi motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, karsa, rasa dan karyanya.
Sistem among dikenal dengan 2 hal yaitu :
Kodrat alam
Kemerdekaan
Among adalah memberi contoh ttg baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dlm suasana batin yg merdeka sesuai dasarnya.
Sistem among kita yaitu menyokong kodrat alamnya anak-anak yg kita didik, agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri (Ki hadjar Dewantara)

3. Merdeka Belajar Abad 21
Tuntunlah murid sesuai zamannya. (Ki Hadjar Dewantara)
Saat ini guru satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi guru sebagai fasilitator
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dapat menggunakan pendekatan Saintifik
Cara menggunakan pendekatan saintifik yaitu, dengan memberi pertanyaan2 kepada murid yang dapat mengarahkan murid untuk : mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan
Tuntutan pembelajaran abad 21 :
- Menjadi pembelajaran sepanjang hayat
- Membangun konteks diri serta identitas suatu bangsa
Tugas pendidik : Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki murid yaitu kecerdasan rasa, karsa, cipta dan karya, agar murid menjadi manusia seutuhnya
Kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai fasilitator antara lain :
- Kemampuan memecahkan masalah
- Kemampuan kognitif yang kompleks
- Kemampuan social emosional
Kompetensi yang wajib dikuasai murid abad 21 yaitu :
a. Kompetensi literasi : bahasa, matematika, sains, digital dan finansial
b. Kompetensi murid menjadi mandiri :
- Mengenali diri
- Mengidentifikasi apa yang diketahui dan tidak diketahui
- Strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Grow mindset (pola pikir pembelajar)
Murid memiliki keyakinan untuk dapat terus berkembang dan berprestasi dengan berusaha secara maksimal
Pembelahjaran abad 21 yang berpusat pada murid adalah pembelajaran berbasis proyek
Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidup lahir, sedangkan merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan. (Ki Hadjar Dewantara)

B. Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid
1. Membimbing murid, memperbaiki bangsa
Budaya seperti memberikan nilai dengan angka dan membuat perangkat kelas dapat diubah dengan system penilaian dan apresiasi yang tidak membuat harkat dan martabat murid terkoyak
Penilaian dan pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak dari implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid
Mengajar dan mendidik merupakan bagian dari kebudayaan. Pendidik hendaknya menciptakan praktik pembelajaran yang mandiri dan kontekstual sesuai karakteristik murid

2. Peran keluarga, sekolah dan masyarakat
Trisentra pendidikan adalah tiga wadah dasar proses pembentukan pendidikan murid, yaitu :
Alam keluarga
Alam perguruan (sekolah)
Alam pergerakan pemuda (masyarakat)
Menghidupkan, menambah dan menggembirakan perasaan kesosialan tidak akan dapat terlaksana jika tidak di dahului oleh pendidikan diri (pendidikan individu) karena inilah dasarnya pendidikan budi pekerti yang akan dapat menimbulkan rasa kemasyarakatan atau rasa social.
Alam keluarga = merupakan system kecil dimana anak tinggal dan mendapatkan pendidikan pertama dan penting dalam hidupnya.
Alam perguruan = merupakan wadah yang mendasilitasi pengembangan intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas
Alam pergerakan pemuda = merupakan wadah yang menfasilitasi murid untuk mengaktualisasi dirinya dan mengembangkan watak.

Demikian rangkuman tiap modul pada pelatihan mandiri dengan Topik 1. Merdeka Belajar. Setelah membaca rangkuman ini, Mohon Bapak/Ibu berkenan mengisi formulir dengan klik link di bawah ini sebagai umpan balik dalam kegiatan aksi nyata “Menyebarkan Pemahaman tentang Merdeka Belajar" https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScDe6ea7dvBE4N1QNoTygKnUj3Gp6iAcS2ow_sDj8h51W2mtg/viewform?usp=sharing
kalau tidak terbuka link di atas, silahkan coba link berikut:

Jumat, 08 April 2022

LITERASI LUAR KELAS UPTD SDN 070974 GUNUNGSITOLI

 

Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar. Selanjutnya, National Institute for Literacy menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Education Development Center (EDC) juga turut menjabarkan pengertian dari literasi, yakni kemampuan individu menggunakan potensi yang dimilikinya, dan tidak sebatas kemampuan baca tulis saja. UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman. Kemudian, di dalam kamus online Merriam—Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara di mana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

UPTD SDN 070974 Gunungsitoli melaksanakan Literasi Luar Ruang untuk peserta didik. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin setiap hari Jum'at dan Sabtu.
Hal ini baru bisa dilaksanakan, karena sebelumnya selama mewabahnya virus corona tidak ada kegiatan apapun disekolah yang melibatkan seluruh peserta didik bersama-sama. Banyak program yang tidak dapat dilaksanakan mengikuti anjuran dari pemerintah.
Sangat disyukuri bahwa saat ini virus ini sudah mulai mereda sehingga beberapa kegiatan kependidikan di sekolah dapat dilaksanakan.

Minggu, 03 April 2022

INFO SERTIFIKASI TW 1 2022 KOTA GUNUNGSITOLI

 Berikut Info tentang pencairan tunjangan Sertifikasi untuk Guru se Kota Gunungsitoli untuk TW 1 Tahun 2022.

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

 

Pengertian modul ajar kurikulum merdeka

Modul ajar kurikulum merdeka merupakan perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapkan guru dalam proses pembelajaran. Modul Ajar merupakan implementasi dari ATP yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai Sasaran.

Rapor Pendidikan

 

Rapor Pendidikan – Hari ini, tanggal 1 April 2022 melalui siaran langsung dalam kanal Youtube Kemdikbud.ri Merdeka Belajar Episode 19 : Rapor Pendidikan Indonesia telah resmi diluncurkan.

Tahun 2021, Kemeterian Pendidikan Kebudayaam Riset dan Teknologi (Kemedikbudristek) telah menyelenggarakan Asesmen Nasional (AN) sebagai salah satu bentuk evaluasi sistem pendidikan yang berfokus pada kompetensi literasi, numerasi dan karakter, serta penilaian kondisi lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaaran yang efektif.

Kini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menghadirkan platform Rapor Pendidikan yang berisi laporan hasil Asesmen Nasional dan analisis data lintas sektor untuk masing- masing satuan pendidikan.

Rapor Pendidikan mengintegrasikan berbagai data pendidikan untuk membantu satuan pendidikan dan dinas pendidikan mengidentiifikasi capaian dan akar masalah, melakukan refleksi serta merancang langkah- langkah pembenahan yang efektif berbasis data.

Rapor Pendidikan

Rapor Pendidikan adalah alat bantu bagi satuan pendidikan dan dinas pendidikan untuk terus memperbaiki kualitas layanan pendidikan, bukan untuk menghakimi atau membanding – bandingkan.

Rapor Pendidikan menampilkan data kualitas satuan pendidikan atau daerah yang didapat dari berbagai asesmen atau survei nasional. Sebagai bentuk penyempurnaan dari Rapor Mutu, Rapor Pendidikan diharapkan bisa menjadi acuan untuk mengidentifikasi, merefleksi, dan membenahi kualitas pendidikan Indonesia secara menyeluruh.

Perlu kita pahami, bahwa sejatinya Rapor Pendidikan merupakan perangkat untuk mencari akar permasalahan, Refleksi, Didiskusikan secara konstruktif dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan.

Namun, yang kerap kali terjadi yaitu rapor menghukum dan mencari siapa yang salah, memeringkatkan satuan pendidikan dan daerah, serta membanding- bandingkan pencapaian peserta maupun satuan pendidikan.

Langkah konkret yang bisa dilakukan setelah melihat Rapor Pendidikan adalah memanfaatkannya untuk melakukan perencanaan berbasis data.

Perencanaan berbasis data adalah sebuah perubahan kebiasaan untuk mendorong satuan pendidikan dan dinas pendidikan menyusun kegiatan peningkatan capaian pembelajaran berdasarkan bukti.

Berikut merupakan langkah konkret yang perlu sekolah lakukan :
  1. Mengidentifikasi masalah, berdasarkan indikator yang ditampilkan di dalam Rapor Pendidikan
  2. Melakukan Refleksi, capaian pemerataan, dan proses pembelajaran di satuan pendidikan dan daerah masing- masing
  3. Menyusun kegiatan, dalam bentuk rencana kegiatan dan anggaran satuan pendidikan (BOS dan BOP) dari daerah (APBD).
Untuk mendorong keberhasilan Rapor Pendidikan ini, Kemendikbud akan memfasilitasi satuan pendidikan dan pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan berbasis data, melalui :
  1. Bimbingan teknis dan pendampingan perencanaan berbasis data akan dilaksanakan mulai bulan April hingga sepanjang tahun 2022 bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan.
  2. Dukungan materi untuk belajar mandiri, disiapkan sehingga pemerintah daerah dan satuan pendidikan dapat mendalam materi perencanaan berbasis data.
  3. Pusat Bantuan, disiapkan untuk menjawab semua pertanyaan terkait rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data serta menerima masukan untuk perbaikan.
Kemendikburistek resmi meluncurkan platform Rapor Pendidikan dan sudah dapat diakses melalui perangkat Anda. Rapor Pendidikan hadir sebagai sumber data tunggal dan terintegrasi dari berbagai data seperti seperti Asesmen Nasional, Dapodik, dan survei pendidikan tingkat nasional lainnya.

Dengan begitu, Rapor Pendidikan dapat menjadi acuan dalam melihat hasil capaian dan proses pembelajaran satuan pendidikan dan daerah Anda.

Akses Rapor Pendidikan Anda pada laman https://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/app
Untuk mengetahui Rapor Pendidikan lebih lanjut: https://bit.ly/mengenalRP

Sabtu, 02 April 2022

CAPAIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, sebagaimana Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum 2013 dirancang.

Capaian Pembelajaran merupakan pembaharuan dari KI dan KD, yang dirancang untuk terus menguatkan pembelajaran yang fokus pada pengembangan kompetensi.
Kurikulum 2013 bahkan kurikulum nasional yang terdahulu sudah ditujukan untuk berbasis kompetensi, sehingga kurikulum ini meneruskan upaya tersebut.
Dalam CP, strategi yang semakin dikuatkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengurangi cakupan materi dan perubahan tata cara penyusunan capaian yang menekankan pada fleksibilitas dalam pembelajaran.

Pengurangan Konten

Konsekuensi dari pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi adalah perlunya pengurangan materi pelajaran atau pokok bahasan.
Mengajar dengan terburu-buru dan tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan keputusan logis karena kebijakan kurikulum yang berlaku menilai kinerja mereka melalui ketuntasan mengajarkan materi ajar yang begitu banyak.
Ketika pelajaran disampaikan dengan terburu-buru, peserta didik tidak memiliki cukup waktu untuk memahami konsep secara mendalam, yang sebenarnya sangat penting untuk menguatkan fondasi kompetensi mereka.
Artinya, padatnya materi pelajaran membawa dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
Beberapa contoh konkrit penyederhanaan dan penyesuaian kompetensi dan materi ajar dalam Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka adalah pengurangan beberapa materi dalam CP Biologi SMA (Fase F) karena terlalu banyak dan terlalu terperinci untuk jenjang tersebut.

Pembelajaran Secara Konstruktif

Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat. “Memahami” dalam konstruktivisme adalah proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman nyata.
Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya.
Pemahaman yang bermakna ini membutuhkan proses belajar yang berpusat pada siswa serta waktu yang lebih panjang daripada pembelajaran yang sekadar “menjejali” siswa dengan informasi-informasi yang kurang bermakna karena sekadar untuk diketahui atau dihafalkan saja.
Dengan demikian, sedapat mungkin Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka mengutamakan kompetensi yang perlu dicapai tanpa mengikat konteks dan konten pembelajarannya.
Berdasarkan kompetensi tersebut, satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan konteks sekolah dan relevan dengan perkembangan, minat, serta budaya peserta didik.
Oleh karena CP dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme, maka capaian-capaian dalam dokumen CP perlu dipahami menggunakan kerangka teori yang sama. Istilah “pemahaman” (understanding) dalam CP perlu dimaknai sebagaimana teori konstruktivisme di atas.

Penggunaan Fase

Perbedaan lain antara KI dan KD dalam Kurikulum 2013 dengan Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka adalah rentang waktu yang dialokasikan untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Sementara KI dan KD ditetapkan per tahun, CP dirancang berdasarkan fase-fase. Satu Fase memiliki rentang waktu yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut :
1. Fase-Fondasi yang dicapai di akhir PAUD;
2. Fase A umumnya untuk kelas I sampai II SD/sederajat;
3. Fase B umumnya untuk kelas III sampai IV SD/sederajat;
4. Fase-C umumnya untuk kelas V sampai VI SD/sederajat;
5. Fase D umumnya untuk kelas VII sampai IX SMP/sederajat;
6. Fase E untuk kelas X SMA/sederajat; dan
7. Fase-F untuk kelas XI sampai XII SMA/sederajat.

Fase E dan Fase F dipisahkan karena mulai kelas XI peserta didik akan menentukan mata pelajaran pilihan sesuai minat dan bakatnya, sehingga struktur kurikulumnya mulai berbeda sejak kelas XI.
Dengan menggunakan Fase, suatu target capaian kompetensi dicapai tidak harus dalam satu tahun tetapi beberapa tahun, kecuali di kelas X jenjang SMA/sederajat.

Perumusan Capaian Pembelajaran

Perubahan lain yang signifikan dari KI dan KD menjadi CP adalah format penulisan kompetensi yang ingin dicapai serta rentang waktu yang ditargetkan untuk mempelajarinya.
Dalam KI dan KD Kurikulum 2013, kompetensi-kompetensi yang dituju disampaikan dalam bentuk kalimat tunggal yang disusun dalam poin-poin. Selain itu, dalam KI dan KD terdapat pemisahan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Meskipun dalam Kurikulum 2013 kompetensi (KI-KD) tersebut sebenarnya saling berkaitan dan berangkaian. Namun demikian, ketika KI dan KD dituliskan sebagai poin-poin, keterkaitan antara ruang lingkup kemampuan satu dengan yang lain tidak terdefinisikan dengan jelas.
Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka ditulis dalam metode yang berbeda, di mana pemahaman, sikap atau disposisi terhadap pembelajaran dan pengembangan karakter, serta keterampilan yang terobservasi atau terukur ditulis sebagai suatu rangkaian.
Hal ini merujuk pada makna kompetensi yang lebih dari sekadar perolehan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mengolah dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta nilai-nilai yang dipelajari untuk menghadapi situasi atau permasalahan yang kompleks.
Dalam penulisannya, struktur CP tidak berdasarkan domain-domain pemahaman, sikap/disposisi, dan keterampilan, melainkan berbasis pada kompetensi dan/atau konsep yang esensial dari setiap mata pelajaran.
Kompetensi dan konsep tersebut disebut sebagai elemen-elemen yang menjadi ciri khas setiap mata pelajaran, dan elemen ini kemudian dinyatakan perkembangannya dari satu fase ke fase berikutnya.

Fleksibilitas Pembelajaran

Fleksibilitas sangat penting bagi satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang memberikan kesempatan untuk peserta didik. Membuat kaitan-kaitan antara konsep yang dipelajari dengan situasi setempat, sekaligus menentukan kecepatan pembelajaran setiap konsep.
Untuk menguatkan kompetensi, pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan konsep atau teori yang dipelajarinya dengan lingkungan atau kehidupan sekitar mereka.
Fleksibilitas CP yang memberikan keleluasaan untuk pembelajaran yang kontekstua. Ini dicontohkan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, di mana topik tentang Pemilihan Umum dapat dipelajari pada masa-masa sekitar Pemilihan Umum di Indonesia atau daerahnya.

Peningkatan Kualitas Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka dapat dieksplorasi oleh guru dengan menyesuaikan kebutuhan siswa, kearifan lokal serta situasi dan kondisi terkini.
Namun demikian, untuk implementasinya diperlukan masa adaptasi sebab baik bagi guru maupun siswa memiliki tingkat kesiapan yang berbeda-beda.
Contohnya, untuk guru yang sebelumnya melakukan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 dimana kompetensi dicapai tiap tahun perlu beradaptasi dengan capaian pembelajaran pada kurikulum prototipe yang dirancang menjadi tiap fase.
Umpan balik ini menjadi landasan untuk memperbaiki strategi implementasi kurikulum di satuan pendidikan.

Kerangka Kurikulum Merdeka

Kerangka kurikulum yan diterapkan di sekolah penggerak telah menggunakan Kurikulum Merdeka. Dalam hal ini Pemerintah berperan menyiapkan:
  • Profil Pelajar Pancasila. Kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi, berfungsi sebagai penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaruan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen.
  • Struktur kurikulum. Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran.
  • Capaian Pembelajaran (CP). Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
  • Prinsip pembelajaran dan asesmen. Berfungsi sebagai nilai-nilai yang mendasari Desain Pembelajaran di Kurikulum Merdeka
Terdapat beberapa komponen di kurikulum ini dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut komponen atau alur pembelajaran tersebut.

1. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran di Kurikulum Merdeka sebagai pengganti dari KI dan KD pada kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu jabaran kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Dalam hal ini tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dalam satu kegiatan atau lebih.

3. Alur Tujuan Pembelajaran
Alur tujuan pembelajaran merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis. Didesain menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.

Lebih lengkap silahkan pelajari disini

Jumat, 01 April 2022

Contoh SK Komite Sekolah Dasar

PEMILIHAN KOMITE SEKOLAH

Komite Sekolah SDN 070974 Gunungsitoli masa bakti 2022 - 2025 telah dilaksanakan pemilihan kembali pada tanggal 26 Maret 2022. Ketua Komite sebelumnya an. PINTAR ZEBUA, S.Pd berpesan kepada Pengurus Komite yang baru terpilih agar dapat melanjutkan kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan kependidikan di SDN 070974 Gunungsitoli


Ketua komite terpilih an. SAHABADI GULO, S.E dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada pengurus komite lama yang telah mendukung kegiatan kependidikan di SDN 070974 Gunungsitoli, dan bersedia melanjutkan program-program sebelumnya.

Komite sekolah adalah badan mandiri yang menjadi wajah peran serta masyarakat demi upaya peningkatan mutu pendidikan, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas No. 044/U/2002).

Adapun maksud dibentukanya komite sekolah yaitu supaya ada organisasi masyarakat sekolah yang memiliki loyalitas dan komitmen untuk peduli terhadap peningkatan kualitas pendidikan khususnya yang ada di sekolah.

Selain itu komite sekolah juga dibentuk dengan mengakar pada budaya, ekologi, demografis, nilai kesepakatan serta kepercayaan yang dibangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat.

Contoh SK Komite Sekolah

Untuk membuat SK Komite Sekolah Anda harus memperhatikan bagian-bagian penting yang ada di SK sesuai dengan prosedur yang ada. Adapun beberapa bagian tersebut adalah :

Konsiderans
Konsiderans adalah bagian dari SK yang isinya berupa landasan hukum yangmenjadi bahan pertimbangan pembuatan Surat Keputusan. Biasanya konsiderans ini terdiri dari sub topic seperti mengingat, menimbang, mendengar, membaca dan memperhatikan.

Diktum
Diktum adalah bagian dari Surat Keputusan yang berisikan butir-butir ketetapan atau bisa dibilang bagian isi utama surat. Biasanya bagian diktum ini memuat semua yang ditetapkan oleh pengambil keputusan akan dimuat dalam diktum seperti contohnya menetapkan, pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.

Desideratum
Desideratum adalah bagin Surat Keputusan yang berisikan untuk apa surat tersebut dibuat (tujuan). Biasanya dalam setiap Surat Keputusan pasti memiliki satu tujuan atau lebih. Namun desideratum ini bisa juga dimuat dalam konsideran ataupun diktum.

Untuk lebih jelasnya berikut ini saya sertakan contoh surat keputusan komite sekolah :


Senin, 14 Maret 2022

PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN CLASSPOINT

Pada saat ini waktu semakin berjalan dan perkembangan terjadi setiap saat. Demikian halnya dengan dunia pendidikan saat ini memasuki babak perubahan yang sangat fantastis. Juga akibat pengaruh pandemi Covit 19 mewajibkan setiap guru memikirkan cara-cara yang lebih baik dan menarik dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran.

Salah satu solusi yang tepat bagi guru adalah menggunakan aplikasi Classpoint dalam menyampaikan pembelajaran yang menarik.

Guru wajib membuat pembelajaran yang berbasis pada siswa, guru sebagai motifator, pengarah, pembimbing siswa sekaligus melakukan evaluasi ataupun assesmen.

Classpoint adalah perangkat lunak yang dikembangkan oleh pihak ketiga. Oleh karena itu, jika Anda ingin menggunakan aplikasi tersebut, Anda harus mengunduhnya terlebih dahulu. Anda bisa mendapatkannya secara gratis dari www.classpoint.io.