Senin, 30 Agustus 2021

Tari Maena

 

Tari Maena adalah salah satu tarian tradisional dari NiasSumatera Utara. Tarian ini memiliki makna kebersamaan, kegembiraan, dan kemeriahan. Tari Maena masih sering dilakukan hingga sekarang.

Pakaian Penari Maena

Pakaian yang digunakan dalam tarian ini biasanya adalah pakaian adat Nias. Tetapi penggunaan pakaian adat tersebut dapat disesuaikan dengan acara. Ada saatnya para penari menggunakan pakaian bebas. Tari maena adalah tari suka cita, sehingga penonton yang tidak memakai pakaian adat pun bisa ikut menari bersama.

Simak Video Tari Maena berikut:


Gerakan Tari yang Sederhana

Gerakan tari Maena mudah untuk dilakukan, hampir semua orang bisa melakukannya. Gerakan tersebut meliputi gerakan tangan dan kaki yang digerakkan seirama maju, mundur, ke kiri dan ke kanan. Susunan penari dapat berbentuk lingkaran atau pun barisan. Susunan ini dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi acara.

Pertunjukan Tari Maena

Tari Maena sering ditampilkan di berbagai acara, seperti penyambutan tamu terhormat, pesta pernikahan, dan acara perayaan adat Nias lainnya. Untuk jumlah penari dalam acara perayaan adat biasanya tidak ditentukan. Sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Semakin banyak yang ikut menari, suasana acara semakin meriah.

Bagian menarik dari pertunjukan tari Maena ini adalah pembacaan rangkaian pantun. Rangkaian pantun ini yang biasanya mengiringi tarian Maena. Pembacaan pantun Maena dilakukan oleh satu atau dua orang yang lancar berbahasa Nias. Dalam bahasa Nias, orang yang membacakan pantun ini dinamakan Sanutuno Maena. Isi pantunnya disesuaikan dengan perayaan yang dilakukan.

Ada keunikan tersendiri jika tarian ini disajikan dalam upacara adat perkawinan. Ada beberapa jenis Tari Maena yang secara garis besar terbagi menjadi Sowato (tarian dari pihak perempuan) dan Tome (tarian dari pihak laki-laki). Tarian dalam Sowato dan Tome biasanya dilakukan dengan cara saling berbalas-balasan.

Maena Fangowai

Sowato: Maena fangowai untuk menyambut laki-laki yang baru tiba di rumah perempuan. Diiringi dengan pantun yang isinya merupakan ungkapan pujian atas pakaian, perhiasan atau apapun yang dimiliki serta yang sudah dibawa sang laki-laki.

Tome: Maena fangowai yang ditarikan untuk membalas maena fangowai dari pihak perempuan dengan menceritakan perjalanan dari berangkat sampai tiba di tempat perempuan. Juga, menceritakan suasana pesta yang sedang dilaksanakan.

Maena Fangeherai

Tarian dari pihak sowato yang ditarikan setelah maena fangowai. Isi pantun yang dibawakan masih sama, hanya pola tariannya saja yang berbeda

Maena Fosarako Bola

Tarian dari pihak tome ketika proses penyerahan sirih kepada pihak perempuan (ibu mertua, istri paman, nenek, saudara/istri dari saudara ayah pengantin perempuan)

Maena Famalega Bola

Ditarikan oleh pihak sowato setelah pihak laki-laki memberikan sirih dalam tempat khusus (fasarako bola). Pantunnya adalah berisi pujian yang menceritakan betapa bagus dan indahnya tempat sirih yang mereka terima.

Proses dan pembagian jenis Tari Maena yang disebutkan di atas adalah merujuk pada upacara perkawinan adat di Desa Hili Waele I. Mungkin saja di beberapa desa yang lain di Nias ada sedikit perbedaan.

 

Syair-syair Tari Maena

Maena Fangowai (sowato):

Fanehe : Hiza-hiza la’oda sa la’oda ono matua
Ma’adu adu fandita me ono zalawa
Artinya : Lihatlah pengantin laki-laki yang datang
Gagah perkasa keturunan para bangsawan

Fanutuno : Baboi mi zofu-zofu dania la’oda
Ya’ia nifatambai ninatambai tano fona
Samake baru luo baru luo baru luka
Oro samake sifatu laoya
Artinya : Jangan bertanya mana pengantin laki-laki
Dia berada di depan yang di dampingi dua orang

Fanutuno : Tafaigi khonia mbawa awai nitofa
Banikhu khonia manuge gogo waya
Artinya : Berwajah rupawan, gagah, dan perkasa

 

Maena Fangeherai (sowato):

Fanehe : Hare-hareu numono mo
Hare-hareu mbambotomo
Niha sikayo badano sabolo
Niha sidaula- daula fo
Artinya :  Keberuntunganmu mendapat menantu
Keberuntunganmu mendapat besanmu
Orang terkaya didunia
Orang yang siap memberi apapun

Fanutuno : Ba khonia muhede-hede
Muhede-hede gana’a bakota
Ae khonia mu’ao- ao le
Mu’ao-ao wiro soya
Artinya : Kepadanya berbisik-bisik emas yang banyak
Kepadanya berteriak-teriak uang yang di brangkas

Baboi taha ndra’odo
Taha ndra’odo banaha
Batema be’e ndra’odo le
Be’e ndra’odo wo beli niha
Artinya : Jangan biarkan kami di tempat
jangan berlama-lama dibiarkan
Segeralah berikan kami pada pihak wanita

 

Maena Fanema/Famalega Bola (sowato):

Fanehe : Mifalega-lega mbola la’o da
Mafaigi mitongo takile humaga
Artinya : Mari menarikan tempat sirih (bola)
Yang diberikan pengantin laki-laki
Lihat dan perhatikan berkilau seperti emas

Fanutuno : Bazino la lili zinga ana’a
Bazino lafasui rigi dina
Artinya : Tempat sirihnya di kelilingi dengan emas
Dan di hias dengan dinar

Bazino wo lafalala mbakola
Bazino wo lafakao la’a-la’a
Artinya : Sudah memiliki pola/bentuk
Dan sudah memiliki warna

Bahadi nosi mbuku osi mbola
Ba oro e bola ni’otarawa
Artinya : Isi dari tempat sirih yang diberikan pengantin laki-laki

Baziso tawuo sini tawuo lara
Baziso gambe nihare nilata
Artinya : Ada daun sirih pilihan
Dan daun gambir yang dirawat

Baziso mbetua uto betua i oma
Baziso wino belu fino awa
Artinya : Ada pinang pilihan
Dan kapur sirih yang terbaik

 

Maena Fangowai (tome):

Fanutuno : Baha molu-moluo bozi ofa
Bamabuao gahe fona
Artinya : Jam empat subuh
Kami sudah berangkat dari rumah

A’oi abola zakela-kela
A’oi alio zani’o tugala
Artinya : Mau orang pincang/cacat
Ataupun anak kecil semua ikut

Boro-boro wogamo-gamo bada’a
Yomo bazawato bazonuza
Artinya : Hanya satu tujuan
Untuk melihat pihak perempuan

A’oi aholi hera dodoma
Bame marugi mbalo mbanua
Artinya : Saat sampai semua terheran-heran
Dan terkagum-kagum

Bano te oli ndra nona-nona
Bano tohia khora mboha lima
Artinya : Melihat rumah mewah, para wanita cantik
Dan orang-orang bangsawan

 

Maena Fosarako Bola (tome):

Fanehe : Moiga mafasao numono simoio molemba
Moi ia mangalulu tandra wasumangeta
Bawa me’e afo he na ambo fagona
Hafa’ebao dodomi ina ni’andoma
Artinya : Kami bersama-sama mengantar pengantin laki-laki
Untuk menyerahkan sirih kepada ibu-ibu pihak perempuan

Fanutuno : ibe’e mbola ubono (he….a)
Khonina nia omasio
Khonina nia fauwusa
Kho gawe nia omasio
Kho nina nia faiwasa
Artinya : Pengantin laki-laki memberikan sirih kepada
Ibu mertua
Istri pamannya
Nenek
Saudara/istri dari saudara ayah.


0 komentar:

Posting Komentar