Tujuan Pembelajaran Khusus :
- CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
- CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
![]() |
| Yulianus Lase, S.Pd |
“Mengajarkan anak
menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah
yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya
dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Menurut saya kaitan kutipan di atas dengan proses pembelajaran yang saya alami saat ini adalah bahwa mengajari anak dengan suatu hal yang berkaitan langsung untuk mengarahkan dan mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik sesuai kodratnya lebih bermanfaat dan lebih penting dibandingkan dengan memberitahukan sesuatu kepada mereka dengan hal-hal yang umum dan tidak langsung bermanfaat bagi perubahan yang lebih baik di dalam kehidupan mereka. Modul 3.1 membahas tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin, seorang pemimpin harus mampu membuat suatu keputusan yang lebih bijaksana, buatlah keputusan yang terbaik, walaupun terkadang keputusan yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut orang lain, namun bila keputusan lebih mengutamakan kepentingan orang banyak menurut saya itulah keputusan yang paling baik.
2. Bagaimana nilai-nilai atau
prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat
memberikan dampak pada lingkungan kita?
Menurut saya nilai-nilai atau prinsip
yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberi dampak pada
lingkungan kita yaitu:
a. Keputusan yang saya buat lebih
mempertimbangkan kepentingan pada orang banyak
b. Mengambil keputusan yang paling sedikit
tingkat resikonya
c. Memutuskan suatu hal yang terbaik
walaupun terdapat segelintir orang yang tidak suka atau menolak
d. Keputusan yang dibuat harus berpedoman
pada pengalaman terbaik masa lalu
e. Dapat dilaksanakan dan dilakukan secara
bersama-sama artinya tidak melampaui kemampuan orang banyak.
f. Bermanfaat dan hasilnya dapat dirasakan atau dinikmati oleh orang banyak bukan hanya diri sendiri.
3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin
pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam
pengambilan keputusan Anda?
Kontribusi saya sebagai seorang pemimpin
pembelajaran dalam pengambilan keputusan pada proses pembelajaran murid antara
lain :
Apapun keputusannya harus
mempertimbangkan kebutuhan belajar murid, karena kebutuhan belajar murid sangat
penting dan lebih diutamakan. Sebab salah satu tujuan utama pendidikan adalah
mencerdaskan generasi bangsa. Generasi bangsa ini adalah salah satunya murid-murid
yang menjadi tanggung jawab saya saat ini.
Pengambilan keputusan dalam menyiapkan seluruh perangkat pembelajaran bukan berdasarkan keinginan pendidik, tetapi berdasarkan kebutuhan, minat dan gaya belajar murid. Demikian juga dalam hal penyelesaian kasus atau masalah yang dialami murid, saya harus lebih mempertimbangkan keberadaan murid yang artinya keputusan penyelesaian masalah bersifat membangun, mengembangkan bukan justru menekan yang akhirnya dapat mematikan karakter atau pertumbuhan jiwa murid.
4. Menurut Anda, apakah maksud
dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda
alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education
is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah
sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. (Georg Wilhelm
Friedrich Hegel)
Ya benar, Pendidikan adalah ibarat suatu seni. Sebagaimana kita ketahui Seni adalah sebuah karya manusia yang dibuat berdasarkan ide gagasan sehingga memiliki nilai estetik dan mampu mempengaruhi perasaan orang lain. Maka pendidikan merupakan sebuah seni artinya suatu perbuatan atau usaha yang indah yang dilakukan dengan penuh penghayatan dan perasaan sehingga menciptakan suatu tujuan untuk membuat murid merasa bahagia dan senang serta lepas dari semua tekanan dan ketakutan. Maka kaitannya dengan proses pembelajaran yang saya dalami saat ini yaitu bahwa apa yang sedang saya ikuti (proses yang sedang berjalan) ini merupakan persiapan diri untuk menjadi seorang seniman agar kelak bila saya menjadi pimpin, maka dalam mengambil suatu keputusan harus mengutamakan kepentingan murid.
RANGKUMAN MATERI
1. Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ki
Hadjar Dewantara mencetuskan asas-asas pendidikan yang dikenal dengan Pratap
Triloka yang isinya sebagai berikut : Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun
karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di depan
memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di
belakang memberikan dukungan". Pratap ini berbicara tentang kepemimpinan
seorang pendidik dalam hal ini GURU. Berdasarkan asas tersebut kemudian
berkaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin,
sebab guru adalah seorang pemimpin yang memimpin generasi penerus bangsa
Indonesia.
Pada
masa perkembangan dan kemajuan teknologi digital sekarang ini peran guru
sebagai pemimpin pembelajaran betul-betul di tuntut agar mampu mengelola
pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana
yang tersedia . Guru tidak lagi berperan sebagai orang yang lebih tahu dari
siswa sebagaimana tempo dulu, tapi guru diharuskan mampu menjalin kolaborasi
dengan siswa dalam proses pembelajaran karena kehadiran teknologi digital
sekarang ini semua informasi dapat diakses oleh siapa saja tanpa ada batas
melalui jaringan internet. Kaitannya dengan hal tersebut, maka di era gital
sekarang ini seorang guru harus mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran dengan mengacu pada patrap triloka yaitu mampu menjadi teladan,
memberi motivasi, dan memberi dukungan kepada muridnya dalam upaya
mengembangkan potensi yang dimiliki murid sesuai dengan kodrat zamannya
Dalam pengambilan keputusan hendaknya seorang guru menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid yaitu dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Penjelasannya sebagai berikut :
4 paradigma dalam pengambilan keputusan
(1)
individu lawan masyarakat (individual vs community),
(2)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( Justice vs Mercy),
(3) Kebenararan lawan kesetiaan (Truth vs Loyality), Jangkah pendek lawan jangka Panjang (Short Term vs Long Term).
Tiga
prinsip dilema etika
(1)
Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking),
(2)
Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking),
(3) Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan di antaranya:
(1)
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini,
(2)
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini,
(3)
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini,
(4)
Pengujian benar atau salah, terdiri atas : Uji Legal, Uji Regulasi/Standar
Profesional, Uji Intuisi, Uji Halaman Depan Koran, dan Uji Panutan/Idola,
(5)
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar,
(6)
Melakukan Prinsip Resolusi,
(7)
Investigasi Opsi Trilema,
(8)
Buat Keputusan,
(9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
2. Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Untuk diketahui bahwa prinsip-prinsip, nilai diri, dan karakter baik harus didasarkan pada nilai-nilai kebijakan universal, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku, bangsa maupun agama.
Sebagai seorang pemimpin pasti akan mengahadapi suatu permasalahan sebab tidak ada satu institusi manapun yang tidak mengalami suatu masalah. Nah, yang menjadi persoalan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat membuat keputusan yang paling tepat?. Karena itu nilai-nilai yang tertanam dalam diri sorang pemimpin akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Terutama dalam mengambil keputusan yang tergolong sebagai dilema etika akan merefleksikan nilai-nilai yang kita junjung tinggi. Seseorang yang memiliki nilai karakter yang baik akan mampu menerapkan prinsip pengambilan keputusan dengan baik dan efektif.
3. Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah
ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’
yang telah dibahas pada sebelumnya.
Menurut International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching adalah sebagai “…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” Sebagaimana kita ketahui bahwa filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap Triloka seperti dibahas pada pertanyaan sebelumnya kita kenal dengan Sistem Among, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, hal ini menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Pada saat melaksanakan kegiatan coaching salah satu kriteria yang wajib dilakukan oleh coach adalah mengajukan pertanyaan yang berbobot, pertanyaan ini sangat mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan yang berbasis nila-nilai kebajikan sebagai pemimpin.
4. Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Sebagai
mana kita ketahuin ada 5 Kompetensi sosial emosional, yaitu :
1. Kesadaran
diri
2. Manajemen
Diri
3. Kesadaran
sosial
4. Keterampilan
Berelasi
5. Pengambilan
Keputusan yang Bertanggung Jawab
KSE
memiliki peran penting dalam kehidupan sekolah. Warga sekolah dengan KSE yang
baik dapat mengelola emosi mereka dengan baik, berinteraksi dengan orang lain
dengan efektif, dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi sosial yang
kompleks.
Karena itu dalam pengambilan keputusan sosial emosional yang dimiliki oleh guru sangat-sangat berpengaruh, karena itu hendaknya seorang guru harus berada dalam kesadaran penuh dalam menyikapi suatu masalah dan saat harus mengambil suatu keputusan termasuk dilemma etika.
5. Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Dalam pengambilan suatu keputusan dalam suatu masalah yang berkaitan dengan etika dan moral maka seorang pendidik harus berpedoman pada nilai-nilai kebajikan yang diyakininya. Misalnya, kasus dilema etika ketika seorang guru harus memilih apakah akan melaporkan siswa yang mencontek atau memberinya kesempatan kedua. Untuk membuat keputusan ini maka pedoman utamanya adalah nilai kebajikan yang diyakininya.
6. Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Agar terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dalam pengambilan keputusan maka keputusan yang dibuat harus keputusan yang dibuat tidak terburu-buru, dalam pemutusannya tidak dengan emosional, lebih mengutamakan orang banyak dan keputusan yang dibuat hendaknya sesuai dengan nilai kebajikan yang diyakininya serta selalu mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan.
7. Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Tantangan dalam mengambil keputusan dilingkungan saya sangat banyak dan kompleks, karena saya dihadapkan dengan berbagai pihak yang memiliki pemikiran dan karakter yang berbeda-beda. Hal ini tentunya saja sangat mempengaruhi pengambilan suatu keputusan karena masing-masing memiliki kepentingan yang berberda dan hal inipun berdampak pada perubahan paradigma. Namun tentu saja sebagai pribadi yang sudah menguasai 4 paradigama, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan seharusnya tidak ragu dalam mengambila keputusan yang paling tepat.
8. Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Seorang pendidik harus berani membuat keputusan yang tepat sekali lagi dengan mengedepankan nilai kebajikan yang diyakininya, seorang pemimpin tidak boleh ragu-ragu untuk membuat suatu keputusan. Termasuk dalam menyelenggarakan pembelajaran yang tepat untuk murid yang berbeda-beda dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Setiap murid nyaris tidak ada yang pernah sama, baik itu dalam gaya belajar, minat, juga latar belakang keluarga.
9. Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sesuai
dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan bahwa
pendidik hanya sebagai penuntun, menuntun siswa sesuai dengan kodratnya. Di ibaratkan
pendidik ada sebagai petani, petani hanya bisa membersihkan, memberi pupuk dan
melepaskan semua penghalang seperti rumput, hama dan lain sebainya. Begitu juga
dengan pendidik yang hanya menuntun murid untuk mendapatkan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Keterkaitan modul materi ini dengan modul sebelum-sebelumnya antara lain
Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar DewantaraPendidikan adalah kunci utama
untuk membangun suatu bangsa, pendidikan bukan hanya sekadar memasukkan
pengetahuan ke dalam pikiran murid, tetapi juga membentuk karakter dan
memerdekakan mereka dari belenggu ketidaktahuan dan keterbatasan diri
pentingnya memberikan pendidikan yang merangkul keberagaman, memupuk kreativitas, dan menghargai identitas lokal.
Modul 1.2. Nilai-nilai dan Peran Guru PenggerakNilai-Nilai Guru Penggerak terdiri
dari: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid.
Peran Guru Penggerak yaitu : Pemimpin pembelajaran, Coach bagi guru lain, Membuka ruang kolaborasi, Mendorong kepemimpinan murid
Modul 1.3. Visi Guru PenggerakVisi Guru Penggerak adalah mewujudkan anak-anak Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila yaitu pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mandiri, inovatif, berkebhinekaan global, mampu hidup bergotong royong, serta mampu bernalar kritis.
Modul 1.4. Budaya PositifBudaya positif adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung
peningkatan kualitas pendidikan. Adapun kegiatan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan, antara lain:
· Membentuk
kerja sama yang baik untuk mencapai prestasi.
· Memberi
penghargaan atau apresiasi terhadap prestasi.
· Membangun
suasana yang kondusif saat belajar, baik di kelas, laboratorium, maupun tempat
lain di lingkungan sekolah.
· Membangun suasana belajar dan mengajar yang nyaman agar pelajar memiliki komitmen dalam belajar.
Modul 2.1. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar MuridMurid yang kita damping sangat beraragam karena itu perlu usaha untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka dengan cara yang tepat, salah satunya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan EmosionalPSE adalah sebuah metode yang membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, menetapkan tujuan, dan mengambil keputusan dalam hidupnya
Modul 2.3. Coaching Untuk Supervisi AkademikCoaching adalah sebagai bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.
Untuk menerapkan semua materi-materi pada semua modul di atas, perlu keterampilan dalam pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.
11. Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya baru paham dengan benar tentang cara dan strategi yang baik dalam mengambil suatu keputusan. Awalnya saya tidak bisa membedakan yang mana kasus dilema etika dan yang mana kasus bujukan moral, sulit rasanya untuk mengidentifikasinya dengan tepat. Namun dengan mengetahui konsep 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, maka pemahaman saya tentang materi pada modul ini dapat saya kuasai dengan sangat baik.
12. Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini sebagai seorang pemimpin saya sering sekali mengalami suatu kasus baik kasus moral juga kasus dilema, namun setelah saya pikir-pikir ternyata banyak sekali keputusan yang saya buat hanya atas dasar kepentingan pribadi sendiri tanpa memikirkan kondisi yang lain. Namun sejak saya mempelajari modul ini ternyata dalam membuat suatu keputusan saya harus mempertimbangkan dan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang saya buatpun tidak lagi berdasarkan kepentingan pribadi, namun menurut saya lebih bijak dan dapat diterima dengan baik.
13. Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi
pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran modul ini?
Dampak paling nyata dalam diri saya dalam mengambil keputusan sejak saya mempelajari modul ini adalah keputusan yang saya buat lebih bijaksana dan dapat diterima dengan baik dan mengelimir status error.
14. Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Sangat
penting bagi saya mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai
seorang pemimpin karena dalam keseharian saya sering menemui suatu persoalan
atau kondisi tertentu yang harus membuat suatu keputusan, sehingga diperlukan
suatu keterampilan yang baik dalam membuat suatu keputusan.
Salam
dan Bahagia.













