Pawai Budaya Daerah

Keanekaragaman budaya nasional Indonesia.

Organ Gerak Manusia dan Hewan

Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang tersusun dalam sistem gerak.

Peta Negara-Negara ASEAN

Kehidupan Sosial Budaya masyarakat ASEAN.

Workshop AKSI

Workshop Asesesmen Kompetensi Siswa Indonesia untuk guru-guru, MEDAN.

Sabtu, 20 Januari 2024

AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI "RAPOR PENDIDIKAN SEBAGAI SUMBER DATA PERENCANAAN

 

AKSI NYATA

RAPOR PENDIDIKAN SEBAGAI SUMBER DATA PERENCANAAN
oleh :
YULIANUS LASE, S.Pd
SDN 070974 GUNUNGSITOLI 

Senin, 19 Desember 2022

Guru Penggerak

Guru Penggerak Diprioritaskan Jadi Kepala Sekolah! Simak Syarat Lengkap untuk Daftarnya


BERITASOLORAYA.com – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa Guru Penggerak dapat diprioritaskan sebagai kepala sekolah.
Tenaga pendidik yang pernah mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak berkesempatan menjadi kepala sekolah meski masih berusia muda, seperti yang disampaikan Nadiem dalam Dialog Pengerak di Kota Padang, Sumatera Barat pada Kamis, 17 November 2022 lalu.
Saat ini, Kemdikbud kembali membuka pendaftaran Calon Guru Penggerak angkatan 9 dan 10 yang bisa diikuti, asalkan bisa memenuhi syarat yang ditetapkan.
Adapun rekrutmen Calon Guru Penggerak atau CGP ini dibuka untuk guru honorer, guru ASN, dan kepala sekolah dengan pendaftaran yang dibuka sejak tanggal 12 Desember 2022 dan akan ditutup pada 10 Januari 2023.

Bagi para guru yang ingin menjadi kepala sekolah, mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak menjadi langkah awal yang bisa dilakukan.
Pendidikan Guru Penggerak sendiri adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru agar mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran.
Guru Penggerak nantinya akan ikut serta dalam pendidikan yang berupa pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan.
Selama mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak, para guru tetap dapat melaksanakan tugas mengajarnya sebagai tenaga pendidik.

Adapun syarat umum untuk menjadi Calon Guru Penggerak adalah sebagai berikut
  1. Merupakan guru ASN ataupun honorer baik itu yang berasal dari sekolah negeri maupun swasta pada satuan pendidikan formal jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB dengan catatan memiliki SK Mengajar.
  2. Merupakan kepala sekolah yang belum memiliki NRKS atau Nomor Registrasi Kepala Sekolah, berstatus definitif dari ASN maupun non ASN baik dari sekolah negeri maupun sekolah swasta pada jenjang formal TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB
  3. Memiliki akun guru di Data Pokok Pendidikan atau Dapodik.
  4. Memiliki lulusan program pendidikan S1 atau D4.
  5. Memiliki pengalaman mengajar paling sebentar 5 tahun.
  6. Memiliki masa sisa mengajar tidak kurang dari 10 tahun atau memiliki usia tidak lebih dari 50 tahun saat registrasi.Bagi guru dan kepala sekolah yang ingin menjadi Guru Penggerak, pendaftaran dapat dilakukan melalui laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/.
Selama pelaksanaan program Pendidikan Guru Penggerak, Kemdikbud akan menyediakan dukungan berupa:
  • Calon Guru Penggerak akan mendapatkan bantuan paket data untuk pelatihan online atau daring.
  • Calon Guru Penggerak akan mendapatkan biaya transportasi, konsumsi, dan akomodasi jika dibutuhkan untuk pelaksanaan lokakarya sesuai kebutuhan dan tentu setelah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
Setelah peserta lulus sebagai Guru Penggerak, akan mendapatkan sertifikat pendidikan 310 JP dan Sertifikat Guru Penggerak.
Demikian sekilas informasi tentang pendaftaran hingga syarat untuk Calon Guru Penggerak angkatan 9 dan 10.
“lase"

Jumat, 04 November 2022

FOTO KENANGAN BERSAMA GURU SDN 070974 GUNUNGSITOLI


UPTD SDN 070974 Gunungsitoli merupakan salah satu Sekolah Dasar tertua yang ada di Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1908. Waktu itu daerah ini berada di dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Nias. Pada tahun 2010 terjadi pemekaran yang memunculkan daerah otonom baru (DOB), salah satunya terbentuklah pemerintahan Kota Gunungsitoli. Berhubung karena letak geografis maka SD ini masuk di dalam geografis lingkup pemerintah Kota Gunungsitoli.

Banyak hal yang telah dilakukan oleh SDN 070974 Gunungsitoli terutama dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa khususnya anak-anak yang berada di Kecamatan Gunungsitoli dan sekitarnya. Diantara kegiatan mencerdaskan generasi bangsa, guru-guru SDN 070974 Gunungsitoli juga melakukan banyak kegiatan untuk meningkatkan kerjasama antar guru. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru SDN 070974 Gunungsitoli telah kami rangkum dalam sekeping folder menarik yang sudah ditautkan dalam googel drive. Berikut ini tertera link yang merangkum kegiatan guru-guru SDN 070974 Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Link https://drive.google.com/drive/folders/1RpxkC-N06Jq9BR5U9RBbSpw_0-Ir3b1r?usp=share_link

Minggu, 02 Oktober 2022

PELATIHAN MANDIRI TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR


Kemdikbud Ristek telah mencanangkan penerapan Kurikulum Merdeka untuk semua satuan pendidikan mulai tahun 2022 dan akan diterapkan secara full diseluruh tingkat satuan pendidikan pada tahun 2024. Salah satu aplikasi yang diwajibkan untuk digunakan oleh seluruh guru dalam menerapkan kurikulum merdeka adalah Platform merdeka mengajar.
Di dalam platform merdeka mengajar tersedia pelatihan mandiri yang ikuti oleh seluruh guru untuk menambah pengetahuan dalam menjalan tugas yang sinkron dengan kurikulum merdeka.
Penulis telah mengikuti pelatihan mandiri tersebut dengan Topik 1 MERDEKA BELAJAR, setelah mempelajari setiap topik maka peserta wajib membuat aksi nyata sebagai bukti telah mempelajari seluruh modul yang ada. Berikut ini telah disusun rangkuman seluruh materi Topik 1. Mandiri Belajar dimaksud.
RANGKUMAN MODUL PELATIHAN MANDIR
AKSI NYATA
TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR

MODUL 1
MENGENALI DAN MEMAHAMI DIRI SEBAGAI PENDIDIK

1. Mengenali diri dan perannya sebagai pendidik

Peran kita sebagai guru perlu terus belajar agar bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka.
Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. (Ki Hadjar Dewantara)
Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. (Ki Hadjar Dewantara)
Salah satu langkah awal sebagai pendidik adalah :
Memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.
Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak (Ki Hadjar Dewantara)

2. Apa peran saya sebagai guru
Murid-murid kita saat ini disebut Generasi Natif, yaitu generasi yang fasih berselancar di internet
Guru harus menyelaraskan peran sebagai pendidik yang relevan dengan konteks murid dan zaman
Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya. (Ki Hadjar Dewantara)
Apa harapan guru untuk murid-murid yang kini tengah diampu ?
Harapan tentu boleh setinggi langit, karena murid-murid kelak akan menjadi dewasa, menjadi pemimpin masyarakat dan pada akhirnya akan membentuk kebudayaan kita dimasa depan
Mendidik anak sama dengan mendidik rakyat. (Ki Hadjar Dewantara)
Kehidupan social kita saat ini adalah buah dari pendidikan yang kita terima saat masih anak-anak. (Ki Hadjar Dewantara)
Peranan seorang pendidik sangat besar, hal apapun yang kita lakukan di kelas dari segi memfasilitasi proses belajar, metode kerja kelompok, atau hal sekecil pujian maupun cemoohan yang tidak disengaja terucap akan meninggalkan makna bagi murid-murid, yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat
Sebagai guru mesti hadir secara utuh, setiap hal kecil yang kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa.
Sebagai guru mesti hadir secara utuh, setiap hal kecil yang kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa.
Semua yang kita rancang untuk disimak murid-murid mesti bertujuan sebab saat mengajar di dalam kelas, ibu dan bapak guru sebenarnya sedang membentuk budaya masa depan lewat murid-murid kita

3. Ingin menjadi guru seperti apa saya
Sosok guru yang dikagumi, selalu bertutur kata lembut, menyimak pendapat murid, menyemangati kita.
Tetapi ada juga, Sosok guru yang menakutkan, mengintimidasi, disebut guru galak, atau guru yang mempermalukan siswa
Ketika ingin menjadi seorang guru, kita ingin menjadi sosok guru seperti apa ?
Apakah ingin menjadi guru yang memberi energy positif kepada murid ?
Apakah ingin menjadi guru yang membuat murid terus tertarik untuk belajar ?
Ketika guru ingin murid menjadi pribadi yang berkolaborasi, apakah bentuk pelajaran di kelas sudah membantu belajar untuk saling berkolaborasi atau malah cenderung berkompetisi ?
Ketika guru ingin murid menjadi pribadi yang bisa belajar mandiri, sudahkah kita memberkali mereka dengan kemampuan mencari sumber belajar yang kredibel atau malah hanya menyuapi mereka dengan materi yang sudah tersedia di buku ?
Ketika guru ingin murid berempati, sudahkah kita berempati dengan mereka ?
Ketika guru ingin murid selamat dan bahagia, sudahkah kita menciptakan suasana belajar yang selamat dan bahagia ?
Apakah ikhtiar yang guru lakukan selama ini sudah sesuai dengan tujuan pendidikan
Guru perlu adaptif terhadap perubahan
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. (Ki Hadjar Dewantara).

MODUL 2
MENDIDIK DAN MENGAJAR
1. Mendidik menyeluruh

Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin
Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan. Mengajar salah satu bagian dari mendidik

Pendidikan adalah tempat menaburkan kebudayaan yang hidup dalam masyatakat sekaligus sebagai instrument tumbunnya unsur peradaban
Pendidikan sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid (Ki Hadjar Dewantara)
Mendidik adalah : menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat
Murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh
Pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid, yang bisa pendidik lakukan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani murid, agar dapat memperbaiki perilakunya, bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu.
Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya. (Ki Hadjar Dewantara)
Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid tetapi mendidik keterampilan berpikir, mengembangkan kecerdasan batin.
Pendidikan pikiran (intelektual) murid sebaiknya dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan selebar-lebarnya, untuk mewujudkan perikehidupan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya
Setiap murid memiliki kekuatan-kekuatan yang memerlukan “tuntunan” orang dewasa
Garis dasar merupakan potensi dari murid, garis keadaan merupakan kesempatan untuk berubah kedua garis ini saling berhubungan yang disebut dengan KONVERGENSI

2. Pendidikan selama 1 abad
Pendidikan zaman kolonial menerapkan sistem perintah dan sanksi, tanpa sadar menjadi warisan cara guru mendidik murid bahkan sampai saat ini
Ki Hadjar Dewantara menggagas perlunya system pendidikan yang humanis dan transformatif, yang dapat memelihara kedamaian dunia.
Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan system Among
Sistem Among :
  1. Ing ngarsa sung tulada (seorang guru harus menjadi teladan)
  2. Ing madya mangunkarsa (seorang guru harus memberi semangat)
  3. Tur wuri handayani (seorang guru harus memberi dorongan)
Sistem among ini yang menjadi esensi dari merdeka belajar
Ki Hadjar Dewantara mengatakan pendidikan Indonesia harus pendidikan yang humanis
Selain mengembangkan pendidikan kecerdasan atau keterampilan berpikir juga harus dikembangkan pendidikan kulturan, yaitu pendidikan yang berdasarkan garis bangsa dan budaya
Cita-cita utama Ki Hadjar Dewantara, yaitu kemerdekaan setiap murid mampu mengatur dirinya sendiri, agar murid-murid berperasaan, berpikiran dan bekerja merdeka dalam ketertiban bersama, demi mewujudkan cita-cita pendidikan nasional
Naluri mendidik tidaklah cukup tetapi perlu dilengkapi dengan ilmu pendidikan yang selaras dengan zaman.

3. Menjadi manusia (secara) utuh
Bersatunya pikiran, perasaan dan kehendak dapat menimbulkan budi pekerti yang menandakan manusia merdeka.
Pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu memberikan “didikan lahir” maupun “didikan batin”
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat dan daya upaya untuk mengajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani. (Ki Hadjar Dewantara)
Pengembangan budi pekerti berupa :
• Pikiran (olah cipta)
• Karakter (olah rasa)
• Kemauan (olah karsa)
• Jasmani (olah raga)

Manusia merdeka yaitu manusia yang dapat bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain.
Pendidik harus memandang murid secara utuh
Murid berkehendak menentukan tujuan belajarnya
Proses mengasah nalar atau keterampilan berpikir murid menurut Benjamin Bloom dan Anderson yang disebut level kognitif yaitu :
Mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisa, mengevaluasi dan mengkreasi
Menurut para ahli pembelajaran kepada murid sebaiknya terintegrasi.

MODUL 3
MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYELURUH
1. Kodrat Keadaan
Segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman (Ki Hadjar Dewantara)
Kodrat Alam yaitu Sifat dan bentuk lingkungan
Kodrat Zaman yaitu Isi dan Irama

Keterampilan abad 21 yaitu berpikir kritis, kreaktif, komunikasi dan kolaborasi
Pengaruh-pengaruh dari luar hendaknya tetap dipilah mana yang sesuai dengan kearifan local social budaya Indonesia (Ki Hadjar Dewantara)
Yang dapat dilakukan pendidik adalah membantu anak untuk menemukan kecakapan kritis dalam menerima dan merespon informasi
Prinsip-prinsip perubahan menggunakan asas Tri Kon yaitu : Kontinyu, Konvergen dan Konsentris
Anak-anak hidup tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. (Ki Hadjar Dewantara)

2. Kodrat Alam
Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatan, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan baik pada alam maupun zaman (Ki Hadjar Dewantara)
Pertanyaan kita sebagai guru pada diri sendiri :
Apakah kita sudah melihat murid sebagai individu yang utuh, bagian dari alam semesta ?
Apakah kita sudah peka dan mampu menemukan keunikan setiap anak murid kita ?
Apakah kita sudah memberikan tuntunan yang sesuai dengan keunikan setiap anak murid kita ?
Apakah pelajaran yang kita rancang sesuai dengan kehendak murid dan mendekatkan murid dengan konteks kehidupan dan segala potensinya
Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, tetapi yang bermanfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama (Ki Hadjar Dewantara)

3. Kodrat Zaman
Segala bentuk isi dan irama, cara mewujudkannya hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas kehidupan kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan
Didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntunan alam dan zamannya (Ki Hadjar Dewantara).

MODUL 4
MENDIDIK DAN MELATIH KECERDASAN BUDI PEKERTI
1. Budi Pekerti

Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga
Budi pekerti dapat dimaknai sebagai perpaduan cipta (kognitif) dan rasa (afektif) sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik)
Wawasana tentang kejujuran (kognitif)
Perasaan gelisah / tidak nyaman melihat ketidak jujuran (afektif)
Berperilaku jujur (psikomotorik)
Budi pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang (Ki Hadjar Dewantara)
Bagian biologis berhubungan dengan rasa (takut, senang, sedih, bahagia dll)
Intelligible adalah bagian yang berhubungan dengan kemampuan kognitif atau berpikiran menyerap pengetahuan
Melatih keberanian berpendapat (akal)
Mengasah perasaan dan perilaku (rasa)
Memunculkan kehendak (karsa)
Pendidik harus mampu memahami kodrat murid sebagai individu yang sadar mampu memikirkan, memahami, merasakan, berempati, berkehendak dan bertindak.

2. Terori kovergensi dan pengaruh pendidikan
Teori konvergensi terdiri dari :
Tabula rasa = Kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik
Negatif = Kodrat anak ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam tulisan
Teori ini juga dikenal dengan istilah teori “ aliran daya pendidikan “
Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (pribadi) yang dapat memerintah atau menguasai diri. (Ki Hadjar Dewantara).

MODUL 5
PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN

A. Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia
1. Selamat dan Bahagia

Prespektif pendidik tidak selalu sama dengan prespektif murid. Pendidik tidak hanya memberikan pengetahuan dan informasi saja
Pendidik harus memberikan pemahaman tentang fungsi dan kegunaan materi pelajaran dalam kehidupan
Fungsi pendidikan yaitu : mengantarkan murid agar siap hidup dan memberikan kepercayaan kepada murid bahwa dimasa depan mereka akan mampu mengisi zamannya demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan
Pendidik harus memahami hal-hal sebagai berikut :
Setiap murid memiliki kodrat kekuatan/potensi yang berbeda-beda
Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan
Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia
Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi murid
Pendidik dapat memberi daya upaya maksimal untuk mengembangkan akal budi pekerti murid
Pendidik membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya sendiri untuk kehidupan dan penghidupannya, memelihara dan menjaga bangsa dan alammnya
Kemerdekaan murid dalam belajar merupakan kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan. (Ki Hadjar Dewantara)

2. Sistem Among
1) Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan) – guru memahami secara utuh ttg apa yg ia bantu kepada murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
2) Ing madyo mangun karso (di tengah membangun kehendak) – guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, berkreasi bersama murid dgn membuka dialog dgn murid, berperan sebagai narasumber dan penuntun.
3) Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan) – guru tdk sekedar memberi motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, karsa, rasa dan karyanya.
Sistem among dikenal dengan 2 hal yaitu :
Kodrat alam
Kemerdekaan
Among adalah memberi contoh ttg baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dlm suasana batin yg merdeka sesuai dasarnya.
Sistem among kita yaitu menyokong kodrat alamnya anak-anak yg kita didik, agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri (Ki hadjar Dewantara)

3. Merdeka Belajar Abad 21
Tuntunlah murid sesuai zamannya. (Ki Hadjar Dewantara)
Saat ini guru satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi guru sebagai fasilitator
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dapat menggunakan pendekatan Saintifik
Cara menggunakan pendekatan saintifik yaitu, dengan memberi pertanyaan2 kepada murid yang dapat mengarahkan murid untuk : mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan
Tuntutan pembelajaran abad 21 :
- Menjadi pembelajaran sepanjang hayat
- Membangun konteks diri serta identitas suatu bangsa
Tugas pendidik : Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki murid yaitu kecerdasan rasa, karsa, cipta dan karya, agar murid menjadi manusia seutuhnya
Kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai fasilitator antara lain :
- Kemampuan memecahkan masalah
- Kemampuan kognitif yang kompleks
- Kemampuan social emosional
Kompetensi yang wajib dikuasai murid abad 21 yaitu :
a. Kompetensi literasi : bahasa, matematika, sains, digital dan finansial
b. Kompetensi murid menjadi mandiri :
- Mengenali diri
- Mengidentifikasi apa yang diketahui dan tidak diketahui
- Strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Grow mindset (pola pikir pembelajar)
Murid memiliki keyakinan untuk dapat terus berkembang dan berprestasi dengan berusaha secara maksimal
Pembelahjaran abad 21 yang berpusat pada murid adalah pembelajaran berbasis proyek
Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidup lahir, sedangkan merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan. (Ki Hadjar Dewantara)

B. Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid
1. Membimbing murid, memperbaiki bangsa
Budaya seperti memberikan nilai dengan angka dan membuat perangkat kelas dapat diubah dengan system penilaian dan apresiasi yang tidak membuat harkat dan martabat murid terkoyak
Penilaian dan pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak dari implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid
Mengajar dan mendidik merupakan bagian dari kebudayaan. Pendidik hendaknya menciptakan praktik pembelajaran yang mandiri dan kontekstual sesuai karakteristik murid

2. Peran keluarga, sekolah dan masyarakat
Trisentra pendidikan adalah tiga wadah dasar proses pembentukan pendidikan murid, yaitu :
Alam keluarga
Alam perguruan (sekolah)
Alam pergerakan pemuda (masyarakat)
Menghidupkan, menambah dan menggembirakan perasaan kesosialan tidak akan dapat terlaksana jika tidak di dahului oleh pendidikan diri (pendidikan individu) karena inilah dasarnya pendidikan budi pekerti yang akan dapat menimbulkan rasa kemasyarakatan atau rasa social.
Alam keluarga = merupakan system kecil dimana anak tinggal dan mendapatkan pendidikan pertama dan penting dalam hidupnya.
Alam perguruan = merupakan wadah yang mendasilitasi pengembangan intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas
Alam pergerakan pemuda = merupakan wadah yang menfasilitasi murid untuk mengaktualisasi dirinya dan mengembangkan watak.

Demikian rangkuman tiap modul pada pelatihan mandiri dengan Topik 1. Merdeka Belajar. Setelah membaca rangkuman ini, Mohon Bapak/Ibu berkenan mengisi formulir dengan klik link di bawah ini sebagai umpan balik dalam kegiatan aksi nyata “Menyebarkan Pemahaman tentang Merdeka Belajar" https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScDe6ea7dvBE4N1QNoTygKnUj3Gp6iAcS2ow_sDj8h51W2mtg/viewform?usp=sharing
kalau tidak terbuka link di atas, silahkan coba link berikut:

Jumat, 08 April 2022

LITERASI LUAR KELAS UPTD SDN 070974 GUNUNGSITOLI

 

Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar. Selanjutnya, National Institute for Literacy menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Education Development Center (EDC) juga turut menjabarkan pengertian dari literasi, yakni kemampuan individu menggunakan potensi yang dimilikinya, dan tidak sebatas kemampuan baca tulis saja. UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman. Kemudian, di dalam kamus online Merriam—Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara di mana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

UPTD SDN 070974 Gunungsitoli melaksanakan Literasi Luar Ruang untuk peserta didik. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin setiap hari Jum'at dan Sabtu.
Hal ini baru bisa dilaksanakan, karena sebelumnya selama mewabahnya virus corona tidak ada kegiatan apapun disekolah yang melibatkan seluruh peserta didik bersama-sama. Banyak program yang tidak dapat dilaksanakan mengikuti anjuran dari pemerintah.
Sangat disyukuri bahwa saat ini virus ini sudah mulai mereda sehingga beberapa kegiatan kependidikan di sekolah dapat dilaksanakan.

Minggu, 03 April 2022

INFO SERTIFIKASI TW 1 2022 KOTA GUNUNGSITOLI

 Berikut Info tentang pencairan tunjangan Sertifikasi untuk Guru se Kota Gunungsitoli untuk TW 1 Tahun 2022.

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

 

Pengertian modul ajar kurikulum merdeka

Modul ajar kurikulum merdeka merupakan perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapkan guru dalam proses pembelajaran. Modul Ajar merupakan implementasi dari ATP yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai Sasaran.